Dear a pepep..
Tempo doeloe :
Aku bertemu dengan a pepep semenjak aku bekerja di Cafe Coridore Dago, Bandung (2005).. a pep adalah orang yang selalu mengejek aku karena aku anak baru dan kebetulan baru juga di kota Bandung.. a pep adalah orang yang di Tuakan di cafe, karena orangnya yang mempunyai sifat sangat dewasa.
dia mengajarkan aku agar aku menjadi orang yang terbaik!
Saat Sekarang :
a pepep adalah orang yang setia menemaniku disaat-saat aku menjadi yang terpuruk karena kisah cinta.. a pep selalu sedia mendengarkan keluh kesah ku, sedia memberi pendapat, sedia mendengar amarahku, sedia mendengarkan sedihku, sedia setiap saat dimana aku membutuhkan seseorang untuk mendengarkanku.
selama masa dimana aku menjadi bukan aku.. ketika aku sedih dan tak tau harus mengatakan kepada siapa semua kesedihan ku.. a pep selalu setia dan sedia untuk mendengarkan seluruh isi hatiku. dia mendengarkanku tanpa berkata "aku bosan setiap hari hanya itu saja yang kamu ungkapkan" tapi dia mendengarkan setiap perkataanku, setiap kesedihanku, setiap amarahku, setiap keluh kesahku, setiap apapun yang aku rasakan..
terimakasih a pepep, atas kesediaan dan kesetiaan mendengarkan isi hatiku...tetaplah menjadi seperti ini a pep masih menemani aku sampai aku benar-benar sembuh dari luka dihati,.. dan aku tak akan melupakan semua kasih yang telah a pep berikan kepadaku.. itu sangat luar biasa untuk aku..banyak orang yang mendengarkan aku tapi tidak sepertimu yang selalu setia dan sedia kapanpun.. sesungguhnya menjadi pribadi sepertimu sangatlah sulit.. mendengarkan isi hati, keluh kesah yang sama dan hampir setiap hari untuk waktu yang panjang sangatlah sulit dilakukan oleh orang biasa, hanya orang hebat sajalah yang bisa melakukannya..
a pep tetaplah menjadi dirimu..!! kamu sangat luar biasa..
terimakasih